Sabtu, 27 Juli 2024
Desain batik rancanganku
Rabu, 24 Juli 2024
new project
Jumat, 19 Juli 2024
foto keluarga
Alhamdulillah bisa kumpul keluarga gini...Allahumma baarik. kurang Qikio dan keluarganya nih.
Selasa, 16 Juli 2024
doaku
Kalau suka seseorang, berdoa:
" Ya Allaah.. kalau betul dia jodohku, baik untuk agamaku dan keturunanku. Permudahkan urusanku. Satukan hati dia dan hatiku hingga ke syurga firdaus-Mu. Aamiin "
Sabtu, 06 Juli 2024
Trauma
Ingin rasanya taun ini punya pacar atau punya seorang cowok yang spesial yang baik asik diajak ngobrol, perhatian, bertanggung jawab. Aku capek kadang gabut melamun punya pacar. Yang mungkin kalau punya cowok ada yang perhatian dan aku bisa sharing dengan leluasa ceritaku. Aku sudah mencoba membuka hati 2tahun ini, tapi yang ku dapatkan cowok yang niatnya jahat mau nya cuma love boombing dan ternyata scammer. Manis di awal dibikin susah akhirnya. Ada juga aku membuka hati tapi dianya tiba2 menghilang... :( gak sempat jadian hanya sekedar pdkt. Jadi rasanya ada trauma untuk membuka hati takut ketemu orang yang salah, pernah ketemu orang baru dan aku dilecehin lewat pesan inbox, dianggap cewek macam apa dipikirannya? Malas kenalan ama orang baru lagi...
Jadi kali ini... mau fokus ama diri sendiri aja.. bikin hepi diri sendiri.. nnti klo udah beneran siap mental lahir batin kenalan ama orang baru lagi..
Semoga dipertemukan ama cowok yang baik akhlaknya klo bisa dia ga ngerokok dan minum alkohol dan bertanggung jawab dan masih single .(jaman sekarang aga susah ya cari yang kriteria kayak gitu).
Rabu, 03 Juli 2024
Jam Tidur
Senin, 01 Juli 2024
sambungan cerpen
Gini nih, di kantor ga da kerjaan... gabut banget, mengkhayal nulis lanjutan cerpen sambil denger lagu sambil ngemil kripik dan nyuruput kopi.
Lanjutan cerpen
Pagi ini
tidak biasa, aku bangun kesiangan mana hari ini hari upacara senin pagi, bakal
kena hukuman nih sepertinya. Siswa-siswi yang datang terlambat berbaris di
tempat terpisah agar seusai upacara gampang di kumpulkan dan diberi hukuman.
Anggita dan
Jeni menyindir aku yang kesiangan. Anggita yang berdiri berbaris di bagian
depan di seberang barisanku, memberiku kode, bahwa tepat dibelakangnku ada kak
Dian, tapi aku tidak mengerti kode Anggita.
“ apes
banget pagi ini” celetukku pasrah kena hukuman selesai upacara. Upacara
selesai, guru yang bertugas menyuruh kami operasi semut, yaitu membersihkan
sekitar sekolah. Pak guru sudah menyiapkan beberapa tempat sampah yang akan
digunakan untuk tempat sampah yang berserakan.
“ hei, ayo
semangat!” sapa seorang cowok menyemangatiku, sepertinya aku mengenal suaranya.
Aku yang tadinya berjalan menunduk dan ogah-ogahan menjawab “ Iyaaa” lalu cowok
itu berlalu aku hanya melihat pundaknya dan kepalanya yang memakai topi atribut
sekolah.
“ suaranya
seperti kenal” ujarku dalam hati penasaran, siapa yang menegurku barusan.
Karena aku
datang terlambat, jadi siswa yang datang terlambat kena hukuman selain operasi
semut, juga kami tidak di perbolehkan masuk jam pelajaran pertama di kelas,
jadi kami di hukum, balajar di perpustakaan. Jam dinding menunjukkan pukul 9.00
pagi saat ini, masih ada waktu 45 menit hingga pelajaran pertama selesai, itu
artinya aku masih harus menunggu 45menit di perpustakaan. Ada sekitar 20 siswa
yang datang terlambat upacara tadi, mereka semua di hukum sama sepertiku,
termasuk kak Dian.
“ Eh, ada
Kak Dian” Ujarku dalam hati saat melihat dia baru masuk ke perpustakaan, dia
sibuk mengambil buku di dalam tasnya dan tiba-tiba dia menarik kursi
disebelahku.
“ Eh, apa
aku tidak salah, dia akan duduk di sebelahku” Ujarku dalam hati
“ Di sini
kursinya kosongkah?” tanya dia. Tiba-tiba hatiku berdebar dan aku membalas
pertanyaannya dengan grogi.. “ eh, I .. I ya kosong kak “ jawabku dalam hati.
Mimpi apa aku semalam. Duh, sepertinya aku tidak akan bisa konsentrasi membaca
buku yang kupegang.
“ Eh,
sebentar… dia Dian apa kembarannya? Nanti kayak waktu itu lagi” tanyaku dalam
hati. Aku melirik dan membaca identitasnya barangkali ada tertulis di bukunya. Tapi
aku tidak menemukan nama identitasnya di buku, aku hanya tau buku yang di abaca buku tentang komputer dan
dia juga membaca buku puisi, sepertinya benar dia adalah kak Dian. Waktu
hukuman yang tersisa tinggal 30 menit, kami hanya diam fokus dengan buku bacaan
yang kami pegang. Aku membaca buku sastra.
Sementara
itu, Dian yang duduk di sebelah Astrid pun sedikit grogi, kenapa tiba-tiba dia
memilih duduk di sebelah kursi Astrid padahal masih ada beberapa kursi yang
kosong. Sebenarnya Dian ingin menyapanya hanya saja dia tidak berani memulai
percakapan. Jadi selama di hukum mereka hanya diam di tempat saling sibuk
dengan rasa grogi mereka berdua hingga mata pelajaran pertama selesai dan
hukuman selesai mereka hanya diam.