SENYUM MAMA
Oleh
Ayu Auliyah
Halo
namaku Aulia, usiaku 19 tahun dan saat ini aku masuk semester ke 4. Aku
memiliki 4 saudara perempuan. Kami perantau, Bapakku sering di pindah tugaskan
kemana-mana pertama ke Medan dan terakhir di Bandung. Kami yang aslinya berasal
dari kota Makassar harus pindah ke Medan karena bapak dapat tugas kerja ke
Medan selama 2 Tahun. Saat itu di tahun 1998, dengan sedih hati, aku dan
keluarga besar harus berpisah karena harus pindah ke Medan. Kami pergi dengan
naik kapal laut.
Siapa
yang senang dengan perpisahan? Aku melihat wajah mamaku, kakakku, bapakku,
om-tanteku dan nenek-kakekku semua sedih dan menangis karena perpisahan. Mamaku
yang begitu sedih harus pisah dengan kakek. Aku di beri wejangan oleh om ku agar
selalu jaga mama, kakak dan adik-adikku.
Waktu aku tinggal di Medan usiaku masih 10 tahun. Aku harus beradaptasi dan mencari teman baru disana. Untungnya, mereka mau mengajakku bermain. Mereka adalah tetangga-tetanggaku yang baik hati. Tradisi dari kampung bapak, tiap pindahan, mereka selalu memasak masakan yang manis-manis. Seperti ketan putih di campur gula merah orang bugis menamakan katirisala dan barongko (makanan berbahan pisang yang rasanya manis). Mengawali tinggal di rumah baru dengan makanan manis agar hidupnya bahagia atau manis selalu dan lancar rejeki.
Tahun
pertama tinggal di Medan, kami bersyukur dapat tempat tinggal yang cukup besar.
Di kelilingi tetangga-tetangga yang baik, om dan tanteku ikut pindah ke medan
untuk menemani kami, biar mama tidak sendiri. Tiba-tiba ada satu kejadian,
dimana mama tiba-tiba ngamuk marah dan membentak tetangga-tetangga yang tinggal
di dekat rumah kami. Mama seperti kerasukan setan, mengerikan. Aku masih kecil,
aku tidak mengerti ada apa yang terjadi sebenarnya. Kakakku yang paling besar,
belum pulang sekolah, sedangkan omku sedang tidak di rumah hanya ada aku dan
adik-adikku dan tanteku. Bapakku sedang kerja di kantor. Aku berulang kali
menelpon ke kantor bapak, meminta agar bapak cepat pulang. Sore hari tiba,
suasana mencekam di rumah sedikit meredah ketika bapak pulang. Aku dan
adik-adikku disuruh mengemasi baju-baju mama. Lalu mama di antar ke rumah sakit
untuk di periksa lebih lanjut. Sejak kejadian itu, mamaku mulai berbicara
sendiri dan rasanya sedih sekali melihat keadaan mama. Saat menjenguk mama
entah pikirannya kemana. Dalam hati aku berdoa semoga mama lekas sembuh.
Tahun
2000 di awal tahun, bapak di pindah tugaskan lagi ke Kota lain yaitu ke
Bandung. Aku sedih, karena aku baru saja dapat sahabat dan teman-teman yang
baik. Tapi di sekolah ku yang baru aku
juga berkenalan dengan teman baru, temanku tambah banyak, tapi aku sangat
pemalu dan pendiam.
Keadaan
mama masih sering berbicara sendiri, entah siapa yang diajak ngobrol olehnya. Ketika
mama makan, mama bicara sendiri, ketika berjemur mama bicara sendiri. Tapi mama
masih sadar ada aku, bapak, kakak, adik-adik dan om, tante ku.
Aku
tumbuh besar di Kota Bandung, sekarang umurku 18 tahun,aku sudah tinggal di
bandung hampir 8 tahun. Aku sudah duduk di bangku kuliah semester 2. Ada hal
yang terjadi padaku di semester ke 2 ini.
Aku
jadi pendiam, dan sering nangis dan sering berhalusinasi mendengar suara yang
selalu menyalahkanku, aku tidak tahu itu suara siapa, aku selalu mencurigai
siapa saja. Aku mengurung diriku di kamar,
selama hampir 2 minggu aku tidak pergi ke kampus. Aku merasa ketakutan.
Kedua orang tuaku dan kakakku binggung karena ada apa yang terjadi padaku saat
itu. Bapak dan kakakku mengantarku ke psikiater.
Mungkin,
aku hanya kelelahan karena setiap malam aku begadang untuk mengerjakan tugas
kuliah dan deadline tugas yang harus segera di kumpulkan. Aku di suruh banyak
istirahat dan banyak makan agar tetap semangat. Aku sembuh untuk beberapa
waktu.
Tapi,
mama ku mulai kambuh lagi, mama sering bicara sendiri dan setiap aktifitas mama
seperti punya teman bicara tapi aku tidak bisa melihatnya. Aku sedih, mama
sering marah-marah tidak jelas kepada siapapun. Akhirnya adikku meminta pada
bapak agar mama di bawa paksa oleh perawat psikiater di tengah malam, ketika mama
sedang tidur. Itu pilihan terbaik agar mama cepat sembuh. Aku rindu mama yang
dulu tenang dan perhatian.
Mama
ditangani oleh dokter yang ahli, mama di
diagnosa skizofrenia. Mama tidak boleh kecapean dan kami harus menjaga mama,
jangan sampai mama marah-marahin orang tidak jelas.Mama dirawat selama beberapa
minggu di Rumah sakit Jiwa. Sampai kondisi mama membaik, emosi mama tenang.
Alhamdulillah mama membaik, ketika mendengar kakakku yang paling tua akan
dilamar. Mama tersenyum bahagia. Dan rencana lamaran akan diadakan di Makassar
di rumah om kami, kakakku tidak bisa ikut karena dia harus kerja. Jadi Mama dan
Bapak yang mewakili.
Aku
senang melihat ada secercah kebahagiaan di raut mama dan bapak.
Semoga
mama dan bapak selalu bahagia. Di kelilingi
orang-orang yang baik dan sehat selalu. Aamiin.
Sejatinya, meliaht
orang tua bahagia adalah rasa syukur. Hadapi semua suka duka dan nikmat dengan
rasa syukur dan terimalah semua musibah dengan sabar.
Biodata
Nama:
Ayu Auliyah Rahma Makarau
Tempat
Tanggal Lahir : Ujung Pandang, 8 September 1989
Alamat:
komplek Privsate Village Blok b3 no 77 Cluster Pecatu Cikoneng Bojongsoang Kab
Bandung
Id
Instagram : @aulnanayu
HP : 085213589868
Pekerjaan
: desainer grafis
Moto
hidup : “ Jika kamu menginginkan sesuatu, lambat laun pasti akan segera
menemukan cara mendapatkannya “
Tidak ada komentar:
Posting Komentar