Senin, 19 April 2021

CERPEN TENTANG RASA SYUKUR

 

SENYUM MAMA

Oleh Ayu Auliyah

 

Halo namaku Aulia, usiaku 19 tahun dan saat ini aku masuk semester ke 4. Aku memiliki 4 saudara perempuan. Kami perantau, Bapakku sering di pindah tugaskan kemana-mana pertama ke Medan dan terakhir di Bandung. Kami yang aslinya berasal dari kota Makassar harus pindah ke Medan karena bapak dapat tugas kerja ke Medan selama 2 Tahun. Saat itu di tahun 1998, dengan sedih hati, aku dan keluarga besar harus berpisah karena harus pindah ke Medan. Kami pergi dengan naik kapal laut.  

Siapa yang senang dengan perpisahan? Aku melihat wajah mamaku, kakakku, bapakku, om-tanteku dan nenek-kakekku semua sedih dan menangis karena perpisahan. Mamaku yang begitu sedih harus pisah dengan kakek. Aku di beri wejangan oleh om ku agar selalu jaga mama, kakak dan adik-adikku.


Waktu aku tinggal di Medan usiaku masih 10 tahun. Aku harus beradaptasi dan mencari teman baru disana. Untungnya, mereka mau mengajakku bermain. Mereka adalah tetangga-tetanggaku yang baik hati. Tradisi dari kampung bapak, tiap pindahan, mereka selalu memasak masakan yang manis-manis. Seperti ketan putih di campur gula merah orang bugis menamakan katirisala dan barongko (makanan berbahan pisang yang rasanya manis). Mengawali tinggal di rumah baru dengan makanan manis agar hidupnya bahagia atau manis selalu dan lancar rejeki.


Tahun pertama tinggal di Medan, kami bersyukur dapat tempat tinggal yang cukup besar. Di kelilingi tetangga-tetangga yang baik, om dan tanteku ikut pindah ke medan untuk menemani kami, biar mama tidak sendiri. Tiba-tiba ada satu kejadian, dimana mama tiba-tiba ngamuk marah dan membentak tetangga-tetangga yang tinggal di dekat rumah kami. Mama seperti kerasukan setan, mengerikan. Aku masih kecil, aku tidak mengerti ada apa yang terjadi sebenarnya. Kakakku yang paling besar, belum pulang sekolah, sedangkan omku sedang tidak di rumah hanya ada aku dan adik-adikku dan tanteku. Bapakku sedang kerja di kantor. Aku berulang kali menelpon ke kantor bapak, meminta agar bapak cepat pulang. Sore hari tiba, suasana mencekam di rumah sedikit meredah ketika bapak pulang. Aku dan adik-adikku disuruh mengemasi baju-baju mama. Lalu mama di antar ke rumah sakit untuk di periksa lebih lanjut. Sejak kejadian itu, mamaku mulai berbicara sendiri dan rasanya sedih sekali melihat keadaan mama. Saat menjenguk mama entah pikirannya kemana. Dalam hati aku berdoa semoga mama lekas sembuh.

Tahun 2000 di awal tahun, bapak di pindah tugaskan lagi ke Kota lain yaitu ke Bandung. Aku sedih, karena aku baru saja dapat sahabat dan teman-teman yang baik.  Tapi di sekolah ku yang baru aku juga berkenalan dengan teman baru, temanku tambah banyak, tapi aku sangat pemalu dan pendiam.

Keadaan mama masih sering berbicara sendiri, entah siapa yang diajak ngobrol olehnya. Ketika mama makan, mama bicara sendiri, ketika berjemur mama bicara sendiri. Tapi mama masih sadar ada aku, bapak, kakak, adik-adik dan om, tante ku.

Aku tumbuh besar di Kota Bandung, sekarang umurku 18 tahun,aku sudah tinggal di bandung hampir 8 tahun. Aku sudah duduk di bangku kuliah semester 2. Ada hal yang terjadi padaku di semester ke 2 ini.

Aku jadi pendiam, dan sering nangis dan sering berhalusinasi mendengar suara yang selalu menyalahkanku, aku tidak tahu itu suara siapa, aku selalu mencurigai siapa saja. Aku mengurung diriku di kamar,  selama hampir 2 minggu aku tidak pergi ke kampus. Aku merasa ketakutan. Kedua orang tuaku dan kakakku binggung karena ada apa yang terjadi padaku saat itu. Bapak dan kakakku mengantarku ke psikiater.

Mungkin, aku hanya kelelahan karena setiap malam aku begadang untuk mengerjakan tugas kuliah dan deadline tugas yang harus segera di kumpulkan. Aku di suruh banyak istirahat dan banyak makan agar tetap semangat. Aku sembuh untuk beberapa waktu.

Tapi, mama ku mulai kambuh lagi, mama sering bicara sendiri dan setiap aktifitas mama seperti punya teman bicara tapi aku tidak bisa melihatnya. Aku sedih, mama sering marah-marah tidak jelas kepada siapapun. Akhirnya adikku meminta pada bapak agar mama di bawa paksa oleh perawat psikiater di tengah malam, ketika mama sedang tidur. Itu pilihan terbaik agar mama cepat sembuh. Aku rindu mama yang dulu tenang dan perhatian.

Mama ditangani  oleh dokter yang ahli, mama di diagnosa skizofrenia. Mama tidak boleh kecapean dan kami harus menjaga mama, jangan sampai mama marah-marahin orang tidak jelas.Mama dirawat selama beberapa minggu di Rumah sakit Jiwa. Sampai kondisi mama membaik, emosi mama tenang. Alhamdulillah mama membaik, ketika mendengar kakakku yang paling tua akan dilamar. Mama tersenyum bahagia. Dan rencana lamaran akan diadakan di Makassar di rumah om kami, kakakku tidak bisa ikut karena dia harus kerja. Jadi Mama dan Bapak yang mewakili.

Aku senang melihat ada secercah kebahagiaan di raut mama dan bapak.

Semoga mama dan bapak selalu  bahagia. Di kelilingi orang-orang yang baik dan sehat selalu. Aamiin.

 

Sejatinya, meliaht orang tua bahagia adalah rasa syukur. Hadapi semua suka duka dan nikmat dengan rasa syukur dan terimalah semua musibah dengan sabar.

 

 

 

 

 

 

 

Biodata

Nama: Ayu Auliyah Rahma Makarau

Tempat Tanggal Lahir : Ujung Pandang, 8 September 1989

Alamat: komplek Privsate Village Blok b3 no 77 Cluster Pecatu Cikoneng Bojongsoang Kab Bandung

Id Instagram : @aulnanayu

HP : 085213589868

Pekerjaan : desainer grafis

Moto hidup : “ Jika kamu menginginkan sesuatu, lambat laun pasti akan segera menemukan cara mendapatkannya “

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar