Minggu, 02 Mei 2021

Cerpen

 

Berbuat Baik Tanpa Pamrih

Oleh Ayu Auliyah

 

Sore hari yang cerah, sepulang kerja aku memandang langit senja yang cerah yang dominan berwarna orange. Aku terpikir sepulang kantor ingin jalan-jalan mengendarai motorku melewati jalanan yang berbeda dari hari-hari sebelumnya. Sepertinya bagus juga untukku biar aku lebih menikmati hari itu dan juga lagian aku sedang patah hati karena orang yang aku suka tidak menyukaiku, kasihan sekali hariku aku tidak ingin berlama-lama bersedih.

Sepanjang jalan Martadinata sambil berkendara aku bersenandung dalam hati, demi menghilangkan rasa sedihku. TIba-tiba di lampu merah, motorku mati tidak bisa menyala sama sekali padahal bensin masih sisa setengah. Datang seseorang laki-laki bertubuh tinggi, tegap, tegas dan berwibawa yang langsung membantuku menstarter motor, berulang kali di coba tidak juga menyala. Dan akhirnya dia menyerah, lalu menyarankanku membawa motor ke bengkel terdekat. Akhirnya aku mendorong motorku memutar arah dan menyebrang. Dari yang aku lihat hanya ada tambal ban, ternyata bukan bengkel. Aku ketemu seorang satpam yang menanyakanku ada apa dengan motorku, dan datang seorang driver ojek mendekatiku menanyakanku ada apa dengan motorku. Akupun menjelaskan motorku tiba-tiiba mati di jalan padahal bensinnya masih terisi.

Driver ojekpun mencoba menstarter motorku berulang kali tidak juga nyala, memeriksa tombol nyala mesin tetap tidak berbunyi dan menyala. Akhirnya driver ojeknya menyarankanku untuk ke bengkel terdekat sambil di dorong pakai motor dan kaki dia. Selama ini aku belum pernah merasakan naik motor dengan di dorong seperti ini. Sepanjang jalan, orang-orang melihatku dan juga terkadang aku kena klakson gara-gara menghalangi jalan. Paling sebel kalau udah seperti itu, emang mereka tidak melihat keadaanku saat ini. Motorku mogok, dan harus di dorong, mentang-mentang punya mobil tidak mogok, duh kesel sendiri jadinya aku.

Jam menunjukkan hampir tiba waktu magrib, jalan yang kita tuju mengarah kearah jalan Laswi, disana banyak terdapat bengkel, tapi sungguh kita kecewa ternyata bengkel-bengkel di sana sudah tutup. Kami pun, mencari ke jalan lain.

Pak Driver menanyakanku sebaiknya kita mencari bengkel di daerah jalan kiaracondong disana ada bengkel. Dan aku turut meng-iyahkan saja.

Hari sudah malam, senja menghilang berganti warna menjadi gelap. Akhirnya setelah menempuh jalan kurang lebih 12 kilometer, kami menemukan suatu bengkel motor.

Pak driver ojek, memberitahu kepada mekanisnya bahwa motorku tidak bisa menyala sama sekali walau sudah di starter tapi tetap mesin tidak bisa menyala sama sekali.

Driver ojeknya sangat baik, masya allah rela mendorong motorku dan menemaniku selama motorku diperbaiki.

Semua bagian motor di lepas diperiksa dan mekanisnya mencari bagian mesin yang mana yang rusak. Oli masih aman, ternyata yang rusak ada pada bagian kabel listriknya yang kalau kabelnya tidak ada pelindungnya bisa korsleting listrik dan meledak. Itu sangat berbahaya. Setidaknya selama satu setengah jam motorku di perbaiki, pak driver masih menemaniku. Sungguh sangat baik drivernya. Motorku sudah beres di perbaiki, driver menanyakan apakah aku ada uang untuk membayar ongkos servis motor. Untung aku bawa uang tabunganku dan cukup untuk membayar ongkos servis. Dan aku ingin membalas budi dengan memberikannya beberapa lembar uang puluhan ribu kepada driver ojek, tetapi beliau menolak. Aku bingung, dan mengucapakan terima kasih banyak banyak banyak sudah mengantarku ke bengkel motor dan menemaniku , terima kasih pak Ade semoga diberikan rejeki yang berlimpah, dan pak Ade dan sekeluarga di lindungi Allah dan sehat selalu dan semoga di balas kebaikainnya berkali lipat…Aamiin. Doaku dalam hati.

Aku pun pulang ke rumah, sepanjang jalan aku menangis karena bertemu dengan orang baik yang membantuku, aku berpikir masih ada orang baik yang membantu dengan ikhlas tanpa meminta balasan, masya allah … air mataku menetes selama perjalanan pulang.

Aku Bertanya pada Tuhan, kenapa Dia baik sekali hari ini?, aku teringat apa yang aku kerjakan tadi pagi. Mungkin sedekah subuh yang sudah aku laksanakan. Subhanallah, Tuhan begitu baik mengirimkan orang untuk mengantarku ke bengkel kalau tidak ada  yang membantuku di jalan entah aku akan sampai kapan di jalan bersusah payah mendorong motorku sendiri. Maklum, motor bekas ketika aku baru membelinya, seharusnya aku langsung mengecheck-nya ke bengkel, mana bagian yang masih bagus dan mana yang perlu diganti.

 

Kunci kebahagiaan adalah bersyukur dan bersabar. “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-ku), maka sesungguhnya azabku sangat pedih”. Kesabaran itu pasti mengalahkan hari terberat sekalipun. Hanya yang kurang bersyukur yang kalah, hanya yang kurang mengerti yang putus asa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar