Berbuat
Baik Tanpa Pamrih
Oleh Ayu Auliyah
Sore hari yang cerah, sepulang
kerja aku memandang langit senja yang cerah yang dominan berwarna orange. Aku
terpikir sepulang kantor ingin jalan-jalan mengendarai motorku melewati jalanan
yang berbeda dari hari-hari sebelumnya. Sepertinya bagus juga untukku biar aku
lebih menikmati hari itu dan juga lagian aku sedang patah hati karena orang
yang aku suka tidak menyukaiku, kasihan sekali hariku aku tidak ingin
berlama-lama bersedih.
Sepanjang jalan Martadinata sambil
berkendara aku bersenandung dalam hati, demi menghilangkan rasa sedihku.
TIba-tiba di lampu merah, motorku mati tidak bisa menyala sama sekali padahal
bensin masih sisa setengah. Datang seseorang laki-laki bertubuh tinggi, tegap,
tegas dan berwibawa yang langsung membantuku menstarter motor, berulang kali di
coba tidak juga menyala. Dan akhirnya dia menyerah, lalu menyarankanku membawa
motor ke bengkel terdekat. Akhirnya aku mendorong motorku memutar arah dan
menyebrang. Dari yang aku lihat hanya ada tambal ban, ternyata bukan bengkel. Aku
ketemu seorang satpam yang menanyakanku ada apa dengan motorku, dan datang
seorang driver ojek mendekatiku menanyakanku ada apa dengan motorku. Akupun
menjelaskan motorku tiba-tiiba mati di jalan padahal bensinnya masih terisi.
Driver ojekpun mencoba menstarter
motorku berulang kali tidak juga nyala, memeriksa tombol nyala mesin tetap
tidak berbunyi dan menyala. Akhirnya driver ojeknya menyarankanku untuk ke
bengkel terdekat sambil di dorong pakai motor dan kaki dia. Selama ini aku
belum pernah merasakan naik motor dengan di dorong seperti ini. Sepanjang
jalan, orang-orang melihatku dan juga terkadang aku kena klakson gara-gara
menghalangi jalan. Paling sebel kalau udah seperti itu, emang mereka tidak
melihat keadaanku saat ini. Motorku mogok, dan harus di dorong, mentang-mentang
punya mobil tidak mogok, duh kesel sendiri jadinya aku.
Jam menunjukkan hampir tiba waktu
magrib, jalan yang kita tuju mengarah kearah jalan Laswi, disana banyak
terdapat bengkel, tapi sungguh kita kecewa ternyata bengkel-bengkel di sana
sudah tutup. Kami pun, mencari ke jalan lain.
Pak Driver menanyakanku sebaiknya
kita mencari bengkel di daerah jalan kiaracondong disana ada bengkel. Dan aku
turut meng-iyahkan saja.
Hari sudah malam, senja menghilang
berganti warna menjadi gelap. Akhirnya setelah menempuh jalan kurang lebih 12
kilometer, kami menemukan suatu bengkel motor.
Pak driver ojek, memberitahu kepada
mekanisnya bahwa motorku tidak bisa menyala sama sekali walau sudah di starter
tapi tetap mesin tidak bisa menyala sama sekali.
Driver ojeknya sangat baik, masya
allah rela mendorong motorku dan menemaniku selama motorku diperbaiki.
Semua bagian motor di lepas
diperiksa dan mekanisnya mencari bagian mesin yang mana yang rusak. Oli masih aman,
ternyata yang rusak ada pada bagian kabel listriknya yang kalau kabelnya tidak
ada pelindungnya bisa korsleting listrik dan meledak. Itu sangat berbahaya.
Setidaknya selama satu setengah jam motorku di perbaiki, pak driver masih
menemaniku. Sungguh sangat baik drivernya. Motorku sudah beres di perbaiki,
driver menanyakan apakah aku ada uang untuk membayar ongkos servis motor.
Untung aku bawa uang tabunganku dan cukup untuk membayar ongkos servis. Dan aku
ingin membalas budi dengan memberikannya beberapa lembar uang puluhan ribu
kepada driver ojek, tetapi beliau menolak. Aku bingung, dan mengucapakan terima
kasih banyak banyak banyak sudah mengantarku ke bengkel motor dan menemaniku ,
terima kasih pak Ade semoga diberikan rejeki yang berlimpah, dan pak Ade dan
sekeluarga di lindungi Allah dan sehat selalu dan semoga di balas kebaikainnya
berkali lipat…Aamiin. Doaku dalam hati.
Aku pun pulang ke rumah, sepanjang
jalan aku menangis karena bertemu dengan orang baik yang membantuku, aku
berpikir masih ada orang baik yang membantu dengan ikhlas tanpa meminta
balasan, masya allah … air mataku menetes selama perjalanan pulang.
Aku Bertanya pada Tuhan, kenapa Dia
baik sekali hari ini?, aku teringat apa yang aku kerjakan tadi pagi. Mungkin
sedekah subuh yang sudah aku laksanakan. Subhanallah, Tuhan begitu baik
mengirimkan orang untuk mengantarku ke bengkel kalau tidak ada yang membantuku di jalan entah aku akan
sampai kapan di jalan bersusah payah mendorong motorku sendiri. Maklum, motor
bekas ketika aku baru membelinya, seharusnya aku langsung mengecheck-nya ke
bengkel, mana bagian yang masih bagus dan mana yang perlu diganti.
Kunci
kebahagiaan adalah bersyukur dan bersabar. “Sesungguhnya jika kamu bersyukur,
pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(nikmat-ku), maka sesungguhnya azabku sangat pedih”. Kesabaran itu pasti
mengalahkan hari terberat sekalipun. Hanya yang kurang bersyukur yang kalah,
hanya yang kurang mengerti yang putus asa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar