Tiap kesini, duduk di kursi merah itu berhadapan dengannya (laki-laki yang tidak kutahu siapa namanya) adalah hal yang kusuka, di sapa senyumnya yang menawan (masya allah). Sesaat ditanya olehnya, aku tiba-tiba gugup, lupa apa yang mau kuucapkan. Diam-diam curi-curi pandang tapi tiap beradu pandang aku yang tertunduk(malu) gak berani bertatapan dengannya. Cuma bisa merhatiin diam-diam dari jauh.